Kebodohan yang menyebabkan kemiskinan atau kemiskinan yang menyebabkan kebodohan? Miskin diartikan sebagai tidak berharta atau kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Orang miskin adalah seseorang atau individu yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sendiri sedangkan. Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Bila kalian telah bisa memenuhi hal tersebut maka kalian bukanlah orang yang masuk ke dalam garis kemiskinan.
Menghitung Garis Kemiskinan
Di Indonesia cara menilai seseorang masuk ke dalam garis kemiskinan dengan menghitung pengeluaran maksimal harian mereka. Caranya adalah menghitung pengeluaran perkapita perbulannya kemudian dibagi 30. Pada bulan Maret 2021, garis kemiskinan itu berada di angka 15.750 per hari sedangkan di Maret 2022 angka ini naik menjadi 16.815 rupiah per hari. Apa sih arti angka-angka ini? Angka ini mewakili batas pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bila dalam satu hari sebuah keluarga menghabiskan uang kurang dari angka tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maka ia berada di dalam garis kemiskinan. Sedangkan keluarga yang menghabiskan lebih daripada angka tersebut bisa dipastikan tidak berada di bawah garis kemiskinan. Kemiskinan itu masalah klasik bahkan bisa kita bilang merupakan sebuah warisan. Sebuah keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan, hampir bisa dipastikan akan melahirkan keluarga baru yang miskin juga.
Apa Penyebab Kemiskinan?
Mindset atau pola pikir
Ada beberapa hal yang menjadi penghalang bagi warga miskin untuk bisa naik kelas menjadi berkecukupan ataupun kaya. Mindset atau pola pikir! Ya walau terdengar klise kemiskinan memang sangat tergantung mindset. Pola pikir orang yang berada di garis kemiskinan pastinya memiliki orientasi yang berbeda dengan orang yang mapan. Yang diutamakan adalah bekerja memiliki penghasilan kemudian membeli kebutuhan hidup. Tetapi tidak sedikit pula yang miskin namun ketika memiliki uang digunakan untuk sesuatu yang bukan kebutuhannya. Bukan sesuatu yang darurat bahkan seringkali tidak memiliki manfaat. Ketika hal ini terjadi secara terus-menerus dan berulang, maka sebanyak apapun uang yang diperoleh tidak akan bisa membantu orang tersebut untuk keluar dari garis kemiskinan.
Tingkat pendidikan rendah
Karena berada pada garis kemiskinan, orang yang miskin akan lebih memilih mengabaikan pendidikan formal dan bekerja untuk menghasilkan uang. Pendidikan seolah-olah bukanlah jalan untuk keluar dari kemiskinan, tetapi menjadi beban bagi keluarga yang kurang mampu. Pasti akan ada waktunya ketika orang tua merasa tidak mampu lagi menanggung beban dan biaya sekolah si anak. Sehingga akhirnya si anak akan putus sekolah dan ikut bekerja bersama orang tuanya.
Lingkungan Yang Murang Mendukung Kemajuan
Kalian pernah mendengar istilah Crap Mentality? Yaitu sebuah kondisi di mana lingkungan kalian tinggal tidak memberikan kalian kesempatan untuk bertumbuh, meningkat atau membuat diri kalian menjadi lebih baik. Lingkungan yang seperti ini cenderung mencemooh tetangganya yang berbeda, ghibah tentang segala hal, bahkan berusaha menjatuhkan orang lain agar terlihat lebih tinggi.
Hidup Untuk Masa Kini
Pola perilaku yang berorientasi masa kini. Orang yang berada di garis kemiskinan cenderung memilih sesuatu yang instan. Ingin yang hasilnya bisa dinikmati saat ini juga dan langsung sekaligus habis. Tidak ada proyeksi untuk menabung apalagi berinvestasi. Karena bagi mereka uang yang didapat dengan jerih payah ini tidak apa-apa untuk dihabiskan guna memenuhi keinginan, tanpa mempertimbangkan kebutuhannya.
Minim Literasi Keuangan
Kurangnya referensi dan literasi terhadap kondisi ekonomi keuangan. Ketika orang yang kekurangan kalian jejali dengan hal seperti ini akan susah sekali memberikan mereka sudut pandang yang lebih baik. Karena dengan keterbatasan pendidikan dan penghasilan yang mereka miliki, uang yang didapat dengan susah payah ini harus habis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada salah satu buku yang bisa membantu pola pikir keuangan kalian, yaitu bukunya Robert T Kiyosaki yaitu Cashflow Quadrant. Kalian akan tahu apa yang akan kalian beli, Apakah itu aset yang membangun kekayaan kalian? Atau liabilitas yang setiap bulan membuat kalian mengeluarkan uang lebih banyak?
Poverty Trap atau Cycle of Favorty
Poverty trap atau cycle of pavorty bisa diartikan sebagai sebuah jebakan kemiskinan yang membuat orang miskin susah keluar dari kemiskinan apalagi menjadi kaya. Sebuah keluarga yang berada di garis kemiskinan kemungkinan besar akan melahirkan keluarga miskin yang baru. Hal ini dikarenakan anak yang lahir dari keluarga miskin akan kesusahan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak, bahkan tidak sedikit yang putus sekolah karena harus bekerja agar bisa makan.
Karena tingkat pendidikan rendah anak yang lahir dari keluarga miskin akan kesulitan untuk bersaing dan memperoleh pekerjaan yang layak dan bisa mengangkat ekonomi keluarganya. Sehingga ujung-ujungnya menjadi keluarga miskin yang baru. Kata-kata ini mungkin bisa menjadi perdebata. Biaya pendidikan yang kita keluarkan selama ini adalah untuk mendapatkan lingkungan pendidikan. Ahhh banyak kok yang bisa kaya walaupun lulusan sd. Ya apapun memang bisa terjadi. Tapi jika memang orang kaya orientasinya adalah kekayaan, kenapa kebanyakan memilih menyekolahkan anaknya tinggi-tinggi bukan membuat bisnis atau membuat bisnisnya lebih besar lagi?
Apakah orang miskin tidak akan bisa kaya?
Iya, tapi kalau cycle of pavorty tidak diputus. Tentunya untuk memutus rantai kemiskinan bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerjasama dari pihak terkait untuk mengurangi kesenjangan sosial dan angka pengangguran. Kemudian meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberikan sarana prasarana pendidikan, pelatihan, dan lapangan pekerjaan yang bisa menampung calon tenaga kerja. Pemerintah juga bisa memberikan subsidi untuk tempat tinggal, agar masyarakat yang baru merintis ekonominya bisa tinggal di tempat yang baik. Ketika sandang pangan papan dan pendidikan terpenuhi maka kualitas hidup seseorang akan mengalami peningkatan. Dengan dengan menerapkan penanganan kemiskinan dari akar masalahnya. Harapannya Seiring berjalannya waktu kemiskinan bisa berkurang dan berangsur-angsur menghilang.
Tokoh-Tokoh Sukses Di Indonesia
Tidak sedikit tokoh-tokoh sukses di Indonesia yang merintis usahanya dari kecil bahkan hidup kurang berkecukupan di masa kecilnya. Sebut saja Bapak Chairil Tanjung, pemilik Trans Scope kalian Mungkin tidak asing dengan sebutan beliau Si Anak Singkong di buku biografinya. Menggambarkan betapa susahnya kondisi yang ia rasakan ketika masih belia, tetapi beliau tetap berusaha hingga akhirnya berhasil melanjutkan pendidikan kedokterannya di Universitas Indonesia. Karena kurang mampu beliau membuka usaha kecil-kecilan berupa fotocopy di ruang sempit bawah tangga kampus. Setelah lulus pun beliau tetap melanjutkan membuka beberapa usaha seperti toko alat kesehatan, usaha kontraktor, hingga menjual hasil kerajinan rotan.
Usaha beliau bukan berarti selalu mulus beliau sendiri mengalami beberapa kali ketinggalan dalam wirausahanya. Tetapi karena beliau meyakini apa yang dikerjakan, rajin, gigih, dan teguh serta tidak patah semangat. Sekarang kita mengenalnya sebagai seorang pelopor orang yang begitu sukses dalam usahanya dan menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Kesimpulan
Selain beliau masih banyak sekali tokoh-tokoh yang bisa kita jadikan panutan dalam Bangkit dari keterpurukan dan kemiskinan. Perbaikan diri seseorang seringkali tidak bergantung pada faktor eksternal. Justru yang paling berpengaruh adalah minat kemauan dan komitmen untuk menyelesaikan tantangan dan menggapai impian. Ada banyak jalan menuju Roma artinya untuk bisa mencapai tujuan kalian juga tidak mesti berjalan di satu jalan saja. Kalian bisa mengambil jalan lain, entah yang lebih lambat sedikit, lebih berbatu, lebih berkelok, atau menanjak. Pastikan saja kalian memiliki keyakinan untuk mencapai tujuan.
Originally posted 2022-12-26 11:21:12.